Hai perkenalkan nama saya Ashley dan saya akan menceritakan pengalaman seram bersama teman saya Emily dan beberapa sepupu2 saya. Ini sudah 13 tahun yang lalu alias waktu saya berumur 10 tahun, Sammi 11 tahun, Emily 9 tahun, David 12 tahun dan Danny 6 tahun (adik saya). Ceritanya begini, adik saya, Danny, minta pondok-pondokan / rumah-rumahan dari bambu. Karena Dani adalah anak bungsu, jadi dikabulkanlah permintaannya. Ayah langsung memanggil tukang-tukang dan selesailah rumah-rumahan itu. Pas udah selesai, Dani dan aku main-main sebentar, letaknya lumayan strategis, dibawah pohon kelapa dan di halaman belakang rumah. Rumah saya tingkat 2 di Yogyakarta, sekarang saya tinggal di Jakarta (saya berasal dari Minnesota dan tinggal di Indonesia). Di Yogya itu, rumah kami ada di bukit, setiap hari segar dan tidak ada tetangga. Kebetulan saya membawa sepupu-sepupu saya, Emily, Sammi dan David. Jam 11 siang kami pulang dari sekolah dan langsung ngerjain PR. Habis makan siang, kami main-main di pondok. Kami masuk nonton TV sebentar, terus piknik diluar. Jam 4 sore, rupanya Danny berkeinginan tidur di pondok itu. Setelah dia memaksa, akhirnya jadi juga kami bermalam di pondok bambu itu. Jam setengah 5 sore, kami menggelar karpet dan membawa alat2 dan apa saja yang perlu dibawa, seperti junk food, camilan, senter, buku cerita, lampu minyak, dan lain sebagainya. Jam 6 mama datang bawain sedikit bekal kalo nanti lapar mendadak, telur mata sapi dan nasi uduk. Cukup untuk dimakan bersama2. Jam 7 nya.. dimana matahari sudah terbenam, Danny terlelap, terus bangun, dan berulang-ulang sampai akhirnya jam setengah 8. Kata sepupu saya Sammi, dia bawa banyak buku cerita misteri yang dibeli di pameran buku (Goosebump). David, yang paling besar, rupanya malah yang paling takut, tapi dia terpaksa mendengar karena kata mama saya David harus menjaga kami yang usianya dibawah umur dia. Jam setengah 9, kami mulai menguap, Danny tidur, aku, Emily, Sammi, dan David cerita hantu. Beberapa kali David meminta kami untuk tidur, tapi kami tidak menurut, akhirnya David pun tidur. Kini hanya tinggal Emily, saya, dan Sammi. Setelah kami baca-baca buku, Danny bangun, katanya lapar. Kami bangun lagi deh semuanya. David terbangun karena katanya wajahnya seperti ditiup oleh angin dan anginnya berbau bangkai. Saya pun menyuapi David karena saya takut kalau dia makan sendiri akan tumpah-tumpah dan nasinya lengket kemana-mana. Kami bangun jam 11 malam, kami mencicipi camilan dan junk food. Setelah kembali ingin tidur, tiba-tiba lampu minyaknya mati. Spontan David ketakutan dan merinding, Emily, saya, dan Sammi yang sok berani mengatakan David bencong. Danny meminta dinyanyikan Lullaby, kami pun menyanyikan Lullaby. David, karena tidak terima ia dikatakan bencong, akhirnya memberanikan diri untuk menyalakan kembali lampu minyak tersebut. Setelah menganuk, rupanya, lampu minyak tersebut mati kembali, dinyalakan dan begitu terus berulang2, rasanya seperti ada seseorang yang melarang kami untuk tidur. Hingga akhirnya jam 12, kami nyalakan kembali, hufft... untunglah bertahan agak lama, tiba2... PRANGG!! lampu minyak tersebut pecah, seperti ada yang melempar, rupanya jatuhnya ke rumput. Waah, ini sudah gawat, kami pun tidak berani dan masuk ke dalam rumah terbirit2. Kami tidak bisa tidur sampai jam 3 pagi. Kami bangun tidur jam 10. Setelah bangun tidur, Danny, saya, dan eyewitness lainnya menceritakan kejadian mengerikan tersebut. Papa dan mama saya juga mengakui itu karena ketika mereka mengintip ke jendela, dibelakang pondok tersebut ada wanita berbaju bolong-bolong dengan topi kerucut yang sama seperti yang digunakan petani, matanya melotot dan mulutnya melongo. Saya tidak tahu pasti apakah itu benar, namun ayah dan ibu saya mengaku kalau rumah yang kami tempati itu tidak aman. Besoknya lagi, waktu David sedang mandi air panas, dia seperti mendengar suara bisikan "Makhluk bermata biru" yang diulang sebanyak 3 kali.

Polly po-cket